Entah siapa yang mesti disalahkan sekarang, entah itu orang-orang sekeliling, atau memang nasib yang menghadirkan penderitaan batin yang cukup parah...terlalu berat beban ini, terlalu sulit Ujian-Mu ini tuk dijalani, hingga rasa menyerah itu mulai menghampiri batin ini...mulai tak sanggup dengan semua "kesakitan" ini.. mulai tak kuat menjalani hidup dengan hinaan.. sampai kapan ujian ini harus kujalani? tak nampak sedikitpun pencerahan tuk menyelesaikan persoalan ini...Lelah... Lelah... Gin capek Ya Allah....Gin ingin Istirahat dari semua ini.....
Senin, 04 Juni 2012
Minggu, 03 Juni 2012
Ilmu Baru Lagi
Akhirnya...malem ini dapet ilmu baru lagi buat mempercantik Blog....entah mengapa akhir-akhir ini gin lagi suka banget ngotak-ngatik blog ini....gin tertarik banget untuk mendesain Blog...Semoga ilmu ini bisa gin tuangkan ke dalam sebuah Buku...Amin.
Sepertinya waktu dah menunjukkan pukul 00.05 WIB, mata dah mulai ngantuk....dan batuk ini dah mulai mengganggu konsentrasi gin...okelah kalo begitu...bobok yuuuukksss...
Sepertinya waktu dah menunjukkan pukul 00.05 WIB, mata dah mulai ngantuk....dan batuk ini dah mulai mengganggu konsentrasi gin...okelah kalo begitu...bobok yuuuukksss...
Jumat, 01 Juni 2012
Masih Melek Neh!!!
Alhamdulillah...
Akhirnya bisa mempercantik blog dengan hasil karya sendiri...walaupun hasilnya belum terlalu memuaskan....yah...lumayan lah untuk pemula seperti saya.
Sekarang malah punya keinginan untuk membuat sebuah buku, dimana di dalamnya berisikan tutorial mempercantik Blog (khusunya Blogspot).
hhmmmm....kira-kira bisa gak yah?????
Akhirnya bisa mempercantik blog dengan hasil karya sendiri...walaupun hasilnya belum terlalu memuaskan....yah...lumayan lah untuk pemula seperti saya.
Sekarang malah punya keinginan untuk membuat sebuah buku, dimana di dalamnya berisikan tutorial mempercantik Blog (khusunya Blogspot).
hhmmmm....kira-kira bisa gak yah?????
Senin, 21 Mei 2012
Penelitian Tindakan Kelas
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Belakangan
ini Penelitian Tindakan Kelas (PTK) semakin menjadi trend untuk dilakukan oleh
para profesional sebagai upaya pemecahan masalah dan peningkatan mutu di
berbagai bidang. Awal mulanya, PTK, ditujukan untuk mencari solusi terhadap
masalah sosial (pengangguran, kenakalan remaja, dan lain-lain) yang berkembang
di masyarakat pada saat itu. PTK dilakukan dengan diawali oleh suatu kajian
terhadap masalah tersebut secara sistematis. Hal kajian ini kemudian dijadikan
dasar untuk mengatasi masalah tersebut. Dalam proses pelaksanaan rencana yang
telah disusun, kemudian dilakukan suatu observasi dan evaluasi yang dipakai
sebagai masukan untuk melakukan refleksi atas apa yang terjadi pada tahap
pelaksanaan. Hasil dari proses refeksi ini kemudian melandasi upaya perbaikan
dan peryempurnaan rencana tindakan berikutnya. Tahapan-tahapan di atas
dilakukan berulang-ulang dan berkesinambungan sampai suatu kualitas
keberhasilan tertentu dapat tercapai.
Dalam
bidang pendidikan, khususnya kegiatan pembelajaran, PTK berkembang sebagai
suatu penelitian terapan. PTK sangat bermanfaat bagi guru untuk meningkatkan
mutu proses dan hasil pembelajaran di kelas. Dengan melaksanakan tahap-tahap
PTK, guru dapat menemukan solusi dari masalah yang timbul di kelasnya sendiri,
bukan kelas orang lain, dengan menerapkan berbagai ragam teori dan teknik
pembelajaran yang relevan secara kreatif. Selain itu sebagai penelitian
terapan, disamping guru melaksanakan tugas utamanya mengajar di kelas, tidak perlu
harus meninggalkan siswanya. Jadi PTK merupakan suatu penelitian yang
mengangkat masalah-masalah aktual yang dihadapi oleh guru di lapangan. Dengan
melaksanakan PTK, guru mempunyai peran ganda : praktisi dan peneliti.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Landasan
Konseptual Penggunaan Penelitian Tindakan
1.
Pengertian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Sudah
lebih dari sepuluh tahun yang lalu penelitian tindakan kelas dikenal dan ramai
dibicarakan dalam dunia pendidikan. Istilah dalam bahasa inggris Classroom Action Research (CAR). Dari
namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya, yaitu sebuah
kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. Dikarenakan ada tiga kata yang
membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian yang dapat diterangkan.
a.
Penelitian
Menunjuk pada suatu
kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodelogi
tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam
meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
b.
Tindakan
Menunjuk pada sesuatu
gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian
berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.
c.
Kelas
Seperti yang sudah lama
dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah
kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran
yang sama dari guru yang sama pula.
Dengan
menggabungkan batasan pengertian tiga kata inti tersebut, dapat disimpulkan
bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan
belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam
sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan
arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. Dengan kata lain, guru melaporkan
berlangsungnya proses belajar yang dialami oleh siswa, perilakunya, perhatian
mereka pada proses yang terjadi, mengamati hasil dari proses, mengadakan
pencatatan hasil, mendiskusikan dengan teman kelompoknya, melaporkan di depan
kelas, dan sebagainya.
2.
Prinsip
Penelitian Tindakan
Agar
peneliti memperoleh informasi atau kejelasan yang lebih baik tentang penelitian
tindakan, perlu kiranya dipahami bersama prinsip-prinsip yang harus dipenuhi.
Dengan memahami prinsip-prinsip dan mampu menerapkannya, kiranya apa yang
dilakkan dapat berhasil dengan baik. Adapun prinsip-prinsip yang dimaksud
adalah sebagai berikut:
a.
Kegiatan
Nyata dalam Situasi Rutin
Penelitian tindakan
dilakukan oleh peneliti tanpa mengubah situasi rutin. Jika penelitian dilakukan
dalam situasi lain, hasilnya tidak dijamin dapat dilaksanakan lagi dalam
situasi aslinya, atau dengan kata lain penelitiannya tidak dalam situasi wajar.
b.
Adanya
Kesadaran Diri untuk Memperbaiki Kinerja
Penelitian tindakan
dilakukan bukan karena paksaan atau permintaan dari pihak lain, tetapi harus
atas dasar sukarela, dengan senang hati, karena menunggu hasil yang diharapkan
lebih baik dari hasil yang lalu, dan dirasakan belum memuaskan sehingga perlu
ditingkatkan. Guru melakukan penelitian tindakan karena telah menyadari adanya
kekurangan pada dirinya, artinya pada kinerja yang dilakukan, dan sesudah itu
tentunya ingin melakukan perbaikan.
c.
SWOT
sebagai Dasar Berpijak
Penelitian tindakan
harus dimulai dengan melakukan analisis SWOT, terdiri atas S-strength
(kekuatan), W-weaknesses (kelemahan), O-opportunity (kesempatan), T-threat
(ancaman). Kekuatan dan kelemahan yang ada pada diri peneliti dan subjek
tindakan diidentifikasi secara cermat sebelum mengidentifikasi yang lain.
Kesempatan dan ancaman, diidentifikasi dari yang ada di luar diri guru atau
peneliti dan juga di luar diri siswa atau subjek yang dikenal tindakan.
d.
Upaya
Empiris dan Sistematik
Dengan dilakukannya
analisis SWOT, tentu saja apabila guru melakukan penelitian tindakan, berarti
sudah mengikuti prinsip empiris (terkait dengan pengalaman) dan sistematik,
berpijak pada unsur-unsur yang terkait dengan keseluruhan sistem yang terkait
dengan objek yang sedang digarap.
e.
Ikuti
Prinsip SMART dalam Perencanaan
Ketika guru menyusun
rencana tindakan, harus mengingat hal-hal yang disebutkan dalam SMART, tindakan
yang dipilih peneliti harus:
S - Spesific,
khusus, tidak terlalu umum.
M - Managable,
dapat dikelola, dilaksanakan
A -
Acceptable,
dapat diterima lingkungan, atau Achievable, dapat dicapai, dijangkau
R - Realistic,
operasional, tidak diluar jangkauan
T - Time-bound,
diikuti oleh waktu, terencana
3.
Ciri-ciri
Penelitian Tindakan
a.
Ciri-ciri
Umum
Secara umum penelitian
tindakan memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Cohen dan Manion, 1980; Burns,
1999):
1) Situsional,
kontekstual, berskala kecil, praktis, teralokasi dan secara langsung relevan
dengan situasi nyata dalam dunia kerja.
2) Memberikan
kerangka kerja yang teratur kepada pemecahan masalah praktis.
3) Fleksibel
dan adaptif, dan oleh karenanya memungkinkan adanya perubahan selama masa
percobaan dan pengabaian pengontrolan karena lebih menekankan sifat tanggap dan
pengujicobaan dan pembaharuan di tempat pelaksanaan.
4) Partisipatori
karena peneliti atau anggota tim peneliti sendiri ambil bagian secara langsung
atau tidak langsung dalam melaksanakan penelitiannya.
5) Self-evaluation,
yaitu modifikasi secara keseluruhan yang dievaluasi dalam situasi yang ada,
yang tujuan akhirnya adalah untuk meningkatkan praktek dengan cara tertentu.
6) Perubahan
dalam praktek didasari pengumpulan informasi atau data yang memberikan dorongan
untuk terjadinya perubahan.
7) Secara
ilmiah kurang ketat karena kesahihan internal dan eksternalnya lemah meskipun
diupayakan untuk dilakukan secara sistematis.
b.
Ciri-ciri
Khusus
Ciri-ciri khusus dari penelitian
tindakan yang diidentifikasi
1) Segi
Komitmen
Dalam penelitian
tindakan ada komitmen pada peningkatan pendidikan.
2) Segi
Maksud
Dalam penelitian
tindakan ada maksud jelas untuk melakukan intervensi ke dalam dan peningkatan
pemahaman dan prktek seseorang dan untuk menerima tanggung jawab dirinya
sendiri.
3) Segi
Pusat Wacana
Dalam penelitian
tindakan kata ganti “saya” atau “kami”, yang mewakili seseorang atau
sepasang/sekelompok peneliti tindakan, merupakan pusat dari penelitian.
4) Jenis
Tindakan
Pada penelitian
tindakan melekat tindakan yang berpengetahuan, berkomitmen, dan bermaksud.
5) Pemantauan
Dalam penelitian
tindakan dilakukan pemantauan sistematik untuk menghasilkan data yang valid.
6) Deskripsi
Otentik Tindakan dan Penjelasannya
Penelitian tindakan
melibatkan deskripsi otentik tentang tindakan.
7) Perlunya
Validasi Pernyataan yang dibuat Peneliti
Dalam penelitian
tindakan dilakukan penjelasan tentang tindakan.
8) Cara
baru Mempresentasikan Penelitian
Dalam penelitian
tindakan terdapat cara baru mempresentasikan penelitian. Dalam penelitian
tindakan teori praktek pribadi seseorang disajikan selama penelitian
berlangsung, dan muncul sebagai pernyataan tentang pengalaman manusia.
9) Perlunya
Validasi Pernyataan
Klaim yang dibuat dalam
penelitian tindakan perlu divalidasi.
4.
Kaitan
Penelitian Tindakan dengan Penelitian Model Lain
Jika dibandingkan
dengan penelitian deskriptif atau eksperimen, penelitian tindakan berada di
ujung depan.
a. Penelitian
deskriptif dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang fenomena
yang diteliti, misalnya kondisi sesuatu atau kejadian, disertai dengan
informasi tentang faktor penyebab sehingga mungkin muncul kejadian yang
dideskripsikan secara rinci, urut, dan jujur.
b. Penelitian
eksperimen dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang akibat
dari adanya suatu treatment atau perlakuan. Penelitian eksperimen dilakukan
untuk mengetes suatu hipotesis yang dilandasi dengan asumsi yang kuat akan
adanya hubungan sebab akibat antara dua variabel.
Kesimpilan:
Jika dibandingkan
dengan penelitian lain, penelitian tindakan sudah lebih jauh ke depan.
Penelitian tindakan bukan lagi mengetes sebuah perlakuan, tetapi sudah
mempunyai keyakinan akan ampuhnya sesuatu perlakuan, selanjutnya dalam
penelitian tindakan ini peneliti langsung menerapkan perlakuan tersebut dengan
hati-hati seraya mengikuti setiap langkah proses serta dampak perlakuan yang
dimaksud.
5.
Kelebihan
dan Kelemahan Penelitian Tindakan
a.
Kelebihan
Penelitian Tindakan
1) Kerjasama
dalam penelitian tindakan menimbulkan rasa memiliki.
2) Kerjasama
dalam penelitian tindakan mendorong kreativitas dan pemiiran kritis.
3) Melalui
kerjasama kemungkinan untuk berubah meningkat.
4) Kerjasama
dalam penelitian tindakan meningkatkan kesepakatan.
b.
Kelemahan
Penelitian Tindakan
1) Kurangnya
pengetahuan dan keterampilan dalam teknik dasar penelitian tindakan pada pihak
peneliti, sehingga penelitian menjadi tidak lazim.
2) Penelitian
tindakan membutuhkan waktu yang cukup lama.
3) Kesulitan
lain berhubungan dengan konsepsi proses kelompok.
4) Kesulitan
mengajak orang untuk melakukan perubahan.
5) Kesulitan
yang lain berkenaan dengan tuntutan bahwa peneliti tindakan harus meyakinkan
orang lain bahwa metode, strategi, dan teknik yang ditelitinya benar-benar
berjalan secara efektif.
B.
Persyaratan
Penelitian Tindakan oleh Guru
Beberapa
hal dibawah ini antara lain merupakan persyaratan untuk diterimanya laporan
penelitian tindakan yang dilakukan guru oleh Tim Penilai Angka Kredit kenaikan
jabatan guru.
1. Penelitian
tindakan kelas harus tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi di dalam
pembelajaran dan diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
2. Penelitian
tindakan kelas oleh guru menuntut dilakukannya pencermatan secara terus
menerus, objektif, dan sistematis.
3. Penelitian
tindakan harus dilakukan sekurang-kurangnya dalam dua siklus tindakan yang
berurutan.
4. Penelitian
tindakan terjadi secara wajar, tidak mengubah aturan yang sudah ditentukan,
dalam arti tidak mengubah jadwal yang berlaku.
5. Penelitian
tindakan harus betul-betul disadari oleh pemberi maupun pelakunya sehingga pihak-pihak
yang bersangkutan dapat mengemukakan kembali apa yang dilakukan.
6. Penelitian
tindakan harus benar-benar menunjukkan adanya tindakan yang dilakukan oleh
sasaran tindakan, yaitu siswa yang sedang belajar.
C.
Sasaran
atau Objek Penelitian Tindakan Kelas
Objek
penelitian tindakan kelas harus merupakan sesuatu yang aktif dan dapat dikenai
aktivitas, bukan objek yang sedang diam atau tanpa gerak.
1. Unsur Siswa,
dapat dicermati objeknya ketika siswa yang bersangkutan sedang asyik mengikuti
proses pembelajaran di kelas/ lapangan/laboratorium/bengkel, maupun ketika
sedang asyik mengerjakan pekerjaan rumah dengan serius, atau ketika mereka
sedang mengiuti kerja bakti di luar sekolah.
2. Unsur Guru,
dapat dicermati ketika yang bersangkutan sedang mengajar di kelas.
3. Unsur Materi Pelajaran,
dapat dicemati dalam GBPP dan yang sudah dikembagkan dalam rencana tahunan,
semesteran, dan Analisis materi pelajaran.
4. Unsur Peralatan atau Sarana
Pendidikan, meliputi peralatan, baik yang dimiliki oleh siswa
secara perorangan, peralatan yang disediakan oleh sekolah, ataupun peralatan
yang disediakan dan digunakan di kelas dan laboratorium.
5. Unsur Hasil Pembelajaran,
dikarenakan hasil belajar merupakan produk yang harus ditingkatkan, pasti
terkait dengan tindakan unsur lain.
6. Unsur Lingkungan,
baik lingkungan siswa di kelas, sekolah, maupun yang melingkungi siswa di
rumahnya.
7. Unsur Pengelolaan,
misalnya cara dan waktu mengelompokkan siswa ketika guru memberikan tugas,
pengaturan urutan jadwal, pengaturan tempat duduk siswa, pnempatan papan tulis,
penataan peralatan milik siswa, pengontrolan peralatan secara rutin menggunakan
model regu yang dipantau oleh ketua regu, dan sebagainya.
D. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Banyak model
PTK yang dapat diadopsi dan diimplementasikan di dunia pendidikan. Namun secara
singkat, pada dasarnya PTK terdiri dari 4 (empat) tahapan dasar yang saling
terkait dan berkesinambungan: (1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan
(acting), (3) pengamatan (observing), dan (4) refleksi (reflecting). Namun sebelumnya,
tahapan ini diawali oleh suatu Tahapan Pra PTK, yang meliputi:
·
Identifikasi masalah
·
Analisis masalah
·
Rumusan masalah
·
Rumusan hipotesis tindakan
Tahapan Pra PTK ini sangat esensial
untuk dilaksanakan sebelum suatu rencana tindakan disusun. Tanpa tahapan ini
suatu proses PTK akan kehilangan arah dan arti sebagai suatu penelitian ilmiah.
Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan guna menuntut pelaksanaan tahapan PTK
adalah sebagai berikut ini.
1. Apa yang
memprihatinkan dalam proses pembelajaran?
2. Mengapa hal
itu terjadi dan apa sebabnya?
3. Apa yang
dapat dilakukan dan bagaimana caranya mengatasi keprihatinan tersebut?
4. Bukti-bukti
apa saja yang dapat dikumpulkan untuk membantu mencari fakta apa yang terjadi?
5. Bagaimana
cara mengumpulkan bukti-bukti tersebut?
Jadi,
tahapan pra PTK ini sesungguhnya suatu reflektif dari guru terhadap masalah
yang ada dikelasnya. Masalah ini tentunya bukan bersifat individual pada salah
seorang murid saja, namun lebih merupakan masalah umum yang bersifat klasikal,
misalnya kurangnya motivasi belajar di kelas, rendahnya kualitas daya serap
klasikal, dan lain-lain.
Berangkat dari hasil pelaksanaan
tahapan Pra PTK inilah suatu rencana tindakan dibuat.
- Perencanaan Tindakan; berdasarkan pada
identifikasi masalah yang dilakukan pada tahap pra PTK, rencana tindakan
disusun untuk menguji secara empiris hipotesis tindakan yang ditentukan.
Rencana tindakan ini mencakup semua langkah tindakan secara rinci. Segala
keperluan pelaksanaan PTK, mulai dari materi/bahan ajar, rencana
pengajaran yang mencakup metode/ teknik mengajar, serta teknik atau
instrumen observasi/ evaluasi, dipersiapkan dengan matang pada tahap
perencanaan ini. Dalam tahap ini perlu juga diperhitungkan segala kendala
yang mungkin timbul pada saat tahap implementasi berlangsung. Dengan
melakukan antisipasi lebih dari diharapkan pelaksanaan PTK dapat
berlangsung dengan baik sesuai dengan hipotesis yang telah ditentukan.
- Pelaksanaan Tindakan; tahap ini merupakan
implementasi ( pelaksanaan) dari semua rencana yang telah dibuat. Tahap
ini, yang berlangsung di dalam kelas, adalah realisasi dari segala teori
pendidikan dan teknik mengajar yang telah disiapkan sebelumnya. Langkah-langkah
yang dilakukan guru tentu saja mengacu pada kurikulum yang berlaku, dan
hasilnya diharapkan berupa peningkatan efektifitas keterlibatan
kolaborator sekedar untuk membantu si peneliti untuk dapat lebih
mempertajam refleksi dan evaluasi yang dia lakukan terhadap apa yang
terjadi dikelasnya sendiri. Dalam proses refleksi ini segala pengalaman,
pengetahuan, dan teori pembelajaran yang dikuasai dan relevan.
- Pengamatan Tindakan; kegiatan observasi dilakukan
bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Data yang dikumpulkan pada tahap
ini berisi tentang pelaksanaan tindakan dan rencana yang sudah dibuat,
serta dampaknya terhadap proses dan hasil intruksional yang dikumpulkan
dengan alat bantu instrumen pengamatan yang dikembangkan oleh peneliti.
Pada tahap ini perlu mempertimbangkan penggunaan beberapa jenis instrumen
ukur penelitian guna kepentingan triangulasi data. Dalam melaksanakan
observasi dan evaluasi, guru tidak harus bekerja sendiri. Dalam tahap
observasi ini guru bisa dibantu oleh pengamat dari luar (sejawat atau
pakar). Dengan kehadiran orang lain dalam penelitian ini, PTK yang
dilaksanakan menjadi bersifat kolaboratif. Hanya saja pengamat luar tidak
boleh terlibat terlalu dalam dan mengintervensi terhadap pengambilan
keputusan tindakan yang dilakukan oleh peneliti. Terdapat empat metode
observasi, yaitu : observasi terbuka; observasi terfokus; observasi
terstruktur dan dan observasi sistematis. Beberapa prinsip yang harus
dipenuhi dalam observasi, diantaranya : a)
ada perencanaan antara dosen/guru dengan pengamat; (b) fokus observasi
harus ditetapkan bersama; (c) dosen/guru dan pengamat membangun kriteria
bersama; (d) pengamat memiliki keterampilan mengamati; dan (e) balikan
hasil pengamatan diberikan dengan segera. Adapun keterampilan yang harus
dimiliki pengamat diantaranya : (a) menghindari kecenderungan untuk
membuat penafsiran; (b) adanya keterlibatan keterampilan antar pribadi;
(c) merencanakan skedul aktifitas kelas; (d) umpan balik tidak lebih dari
24 jam; (d) catatan harus teliti dan sistemaris
- Refleksi Terhadap Tindakan; tahapan ini merupakan
tahapan untuk memproses data yang didapat saat dilakukan pengamatan. Data
yang didapat kemudian ditafsirkan dan dicari eksplanasinya, dianalisis,
dan disintesis. Dalam proses pengkajian data ini dimungkinkan untuk
melibatkan orang luar sebagai kolaborator, seperti halnya pada saat
observasi. Keterlebatan kolaborator sekedar untuk membantu peneliti untuk
dapat lebih tajam melakukan refleksi dan evaluasi. Dalam proses refleksi
ini segala pengalaman, pengetahuan, dan teori instruksional yang dikuasai
dan relevan dengan tindakan kelas yang dilaksanakan sebelumnya, menjadi
bahan pertimbangan dan perbandingan sehingga dapat ditarik suatu
kesimpulan yang mantap dan sahih.Proses refleksi ini memegang peran yang sangat
penting dalam menentukan suatu keberhasilan PTK. Dengan suatu refleksi
yang tajam dan terpecaya akan didapat suatu masukan yang sangat berharga
dan akurat bagi penentuan langkah tindakan selanjutnya. Refleksi yang
tidak tajam akan memberikan umpan balik yang misleading dan bias, yang
pada akhirnya menyebabkan kegagalan suatu PTK. Tentu saja kadar ketajaman
proses refleksi ini ditentukan oleh kejataman dan keragaman instrumen
observasi yang dipakai sebagai upaya triangulasi data. Observasi yang
hanya mengunakan satu instrumen saja. Akan menghasilkan data yang
miskin.Adapun untuk memudahkan dalam refleksi bisa juga dimunculkan
kelebihan dan kekurangan setiap tindakan dan ini dijadikan dasar
perencanaan siiklus selanjutnya. Pelaksanaan refleksi diusahakan tidak
boleh lebih dari 24 jam artinya begitu selesai observasi langsung diadakan
refleksi bersama kolaborator.
BAB III
PENUTUP
Demikianlah, secara keseluruhan keempat tahapan dalam
PTK ini membentuk suatu siklus. Siklus ini kemudian diikuti oleh siklus-siklus
lain secara berkesinambungan seperti sebuah spiral.
Kapan siklus-siklus tersebut berakhir? Pertanyaan ini
hanya dapat dijawab oleh si peneliti sendiri. Kalau dia sudah merasa puas
terhadap hasil yang dicapai dalam suatu kegiatan PTK yang dia lakukan, maka dia
akan mengakhiri siklus-siklus tersebut. Selanjutnya, dia akan melakukan satu
identifikasi masalah lain dan kemudian diikuti oleh tahapan-tahapan PTK baru
guna mencari solusi dari masalah tersebut.
Beda Daftar Rujukan dengan Daftar Literatur
Jujur, sebelum mendapatkan pencerahan dari dosen pembimbing saya 2 minggu yang lalu, saya belum bisa membedakan antara Daftar Rujukan dengan Daftar Literatur, padahal dah mau jadi Magister Pendidikan malu...banget deh rasanya
Nah..mau tau apa bedanya?oke...kita lanjut yah!!!
Daftar rujukan adalah semua buku yang kita gunakan untuk penulisan karya ilmiah kita, mau berbentuk buku, artikel, skripsi, tesis, media massa, dsb..pokoknya yang kita rujuk saat penulisan karya ilmiah. Sedangkan, daftar literatur adalah buku-buku yang kita baca saat penulisan karya ilmiah, namun buku tersebut tidak kita rujuk ke dalam penulisan karya ilmiah, alias kita tidak mengutip "bahasa" buku tersebut.
'tu dia bedanya...semoga bermanfaat bagi yang membacanya
Nah..mau tau apa bedanya?oke...kita lanjut yah!!!
Daftar rujukan adalah semua buku yang kita gunakan untuk penulisan karya ilmiah kita, mau berbentuk buku, artikel, skripsi, tesis, media massa, dsb..pokoknya yang kita rujuk saat penulisan karya ilmiah. Sedangkan, daftar literatur adalah buku-buku yang kita baca saat penulisan karya ilmiah, namun buku tersebut tidak kita rujuk ke dalam penulisan karya ilmiah, alias kita tidak mengutip "bahasa" buku tersebut.
'tu dia bedanya...semoga bermanfaat bagi yang membacanya
Sabtu, 19 Mei 2012
Solusi Mengganti Template
Postingan ada emotion Nya...
Langganan:
Postingan (Atom)